Halo sobat agro. . .
Telur merupakan makanan pemenuh kebutuhan gizi masyarakat
dalam konsumsi sehari-hari. Selain mudah didapat, kandungan gizi yang terdapat
pada telur juga cukup tinggi terutama proteinya. Untuk kebutuhan konsumsi
sehari-hari, telur ayam masih menjadi primadona bagi masyarakat. Keberadaan
telur ayam ini tidak terlepas dari adanya ayam petelur. Ayam petelur berperan
menghasilkan telur ayam yang menjadi konsumsi mayarakat sehari-hari.
Untuk meningkatkan produktifitas telur ayam pemenuhan nutrisi pada ayam sangat
diperlukan. Nutrisi yang dikonsumsi oleh ayam menjadi faktor pokok yang
menentukan hasil produksi telur. Kandungan pakan yang lengkap serta mengandung
mineral yang tinggi bisa meningkatkan produksi telur. Sumber
energi, protein, dan mineral
menjadi unsur pokok yang harus tersedia pada pakan ayam petelur.
Pemberian pakan pada ayam harus sesuai dengan kebutuhan pada
ayam agar pertumbuhan dapat seimbang dengan usia ayam tersebut. Pemberian pakan
pada masa ayam sudah memproduksi telur perlu perhatian lebih sehingga hasil
telur yang diproduksi ayam dapat lebih berkualitas. Untuk menghasilkan telur
yang memiliki ukuran yang besar,
memiliki bentuk yang sempurna serta cangkang telur yang bagus, diperlukan
pakan yang mengandung nutrisi yang baik dan dapat diserap oleh ayam secara
maksimal. Berikut ini adalah jenis-jenis pakan ayam petelur yang berkualitas:
Bahan pakan sumber energi
Sumber bahan pakan energi ini sangat baik diberikan pada
ayam, khususnya ayam petelur. Gizi yang terkandung dalam bahan pakan ini sangat
menunjang produktifitas telur
menjadi lebih baik dan energi pada ayam serta stamina dapat tercukupi dengan
seimbang. Contoh makanan
Jagung
Jagung merupakan sumber energi utama bagi ternak unggas
khususnya ayam petelur. Kualitas jagung lokal sangat bervariasi, ini tergantung
pada daerah pemanenannya. Pemberian jagung yang biasa digunakan untuk ayam
adalah jagung kuning. Kandungan karbohidrat jagung kuning dapat mencukupi
kebutuhan energi ayam petelur. Penggunaan jagung untuk pakan ayam petelur tidak
perlu dibatasi karena pada jagung kuning tidak mengandung senyawa antinutrisi
yang membahayakan bagi hewan ternak khususnya ayam petelur.
Dedak padi
Dedak padi dapat
digunakan sebagai makanan sumber energi bagi ayam petelur. Penggunaan dedak padi
darus dibatasi sekitar 20% saja, karena dedak padi memiliki serat yang kasar. Pemberian
dedak padi dapat digunakan sebagai campuran. Dedak padi juga sangat bermanfaat
bagi ayam petelur hanya saja dedak padi bersifat mudah bau dan kandungan asam
fitatnya yang tinggi. Kandungan tersebut dapat mengganggu penyerapan mineral
fosfor yang sangat penting bagi pertumbuhan telur.
Pollard
Pollard adalah limbah dari proses penggilingan gandum. Di Indonesia
penggunaan pollard masih jarang digunakan oleh para peternak ayam petelur karna
ketersediaan bahanya tidak banyak. Sama seperti halnya dedak padi pollard
memiliki serat yang kasar sehingga penggunaanya harus dibatasi.
Onggok
Onggok juga merupakan limbah yang sudah tidak terpakai yang
berasal dari bahan pangan pembuatan tepung tapioka. Jenis pakan ini dapat
menjadi sumber energi yang murah dan mudah untuk didapatkan disekitar rumah.
Dalam pemberiannya onggok tersebut kepada ayam harus dibatasi karen onggok
masih mengandung asam sianida (HCN) dan pemberiannya hanya dibatasi dengan
takaran 5 %.
Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa sawit mengandung energi CPO sangat tinggi
sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi ayam petelur. Tetapi
dalam pemakaiannya harus dibatasi maksimal 5%
Bahan sumber protein
Pemberian pakan sumber protein berasal dari tanaman maupun
hewan yang mengandung sumber protein yang relatif tinggi. Kandungan protein ini
sangat dibutuhkan oleh ayam khususnya ayam petelur guna merangsang
produktifitas telur menjadi lebih cepat bertelur. Bahan pakan sumber energi ini
terdiri dari bungkil kedelai, tepung ikan, meat bone meal (MBM), corn gluten
meal (CGM), bungkil kacang tanah, tepung bulu dan tepung bekicot. Adapun jenis
– jenis pakan yang terdapat didalammnya adalah sebagai berikut :
Bungkil kedelai
Bungkil kedelai biasanya dapat diperoleh dari pabrik
pengolah kedelai seperti pabrik tahu dll. Pakan ini mengandung protein nabati
yang bagus untuk meningkatkan produktifitas telur ayam. Pakan ini memiliki
sumber protein utama pada ternak ayam petelur. Tetapi dalam pemberian bungkil
kedelai pada ayam petelur harus dibatasi sekitar 20 – 25 %, karena kandungan
tripsin inhibitor dapat menganggu penyerapan asam amino tripsin pada ayam.
Tepung ikan
Tepung ikan memiliki kandungan protein yang sangat tinggi
berkisar 40 – 65%. Kandungan dalam tepung ikan sangat bagus digunakan sebagai
asupan protein bagi ayam petelur. Penggunaan tepung ikan sebagai pakan ayam petelur tidak terlalu banyak. Sebaiknya
dalam memberikan pakan berupa campuran yang dicampur dengan tepung ikan
diberikan sekitar 7 – 10 %.
Tepung daging dan tulang
Tepung daging dan tulang atau MBM (Meat Bound Meal)
merupakan limbah daging dan tulang yang tidak terpakai. Kandungan protein dalam
MBM ini cukup tinggi. Penggunaan MBM sebagai pakan disarankan hanya sekitar
5-10% sudah mencukupi untuk asupan protein ayam petelur
Tepung bekicot
Kandungan sumber protein yang ada pada bekicot sangat baik
untuk keberlangsungan pertumbuhan pada hewan ternak unggas. Kandungan protein
didalamnnya tinggi dan kaya akan mineral kalsium dan fosfor. Penggunaannya
dalam ransum ayam petelur hanya dibatasi sekitar 10 % saja.
Bahan sumber mineral
Mineral yang terkandung dalam bahan pakan pada ayam petelur
sangat diperlukan dalam proses pembentukan cangkang telur terutama kandungan
fosfor (P) dan kalsium (Ca). Beberapa bahan yang biasanya digunakan sebagai
sumber mineral, antara lain kapur (CaCO3), Dicalcium phospat(DCP) dan
limestone. Penggunaan bahan tesebut untuk sumber mineral ayam petelur dibatasi
mencapai 3 – 4 %.
Bahan pakan tambahan
Bahan pakan tersebut merupakan bahan yang sering diberikan
dan ditambahkan kepada ayam petelur untuk memenuhi kebutuhan mikro nutrien atau
sebagai antibakteri dan pemacu pertumbuhan . Jenis bahan aditif ini terdiri
dari vitamin mix, meneral mix, premix, dan antibiotik, penggunaan bahan aditif
dalam ransum dibatasi hanya 0,5 – 1% saja.

No comments:
Post a Comment