Halo sahabat Agro semua, berikut kami share info ternak
khususnya unggas. Di musim penghujan biasanya berbagai penyakit unggas banyak
menyerang. Sebagian peternak ayam, baik broiler ataupun petelur, mungkin
terbiasa menggunakan obat2an kimia yang banyak tersedia di pasaran. Padahal
obat ampuh untuk beberapa penyakit unggas ada di sekitar kita. Tinggal geprek
di dapur....
Berikut penjelasan selengkapnya..
Sebagai pakan tambahan atau
feed additive.
Biasa digunakan didalam campuran pakan ternak. Penggunaan feed additive
dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas, kesehatan dan keadaan gizi
ternak. Beberapa jenis Feed additive yang biasa digunakan para peternak ayam
khususnya ayam petelur dan pedaging adalah
antibiotika
sintetik, enzim, probiotik, asam organik, flavor dan antioksidan.
Antibiotika sintetik adalah jenis feed additive yang paling banyak digunakan
oleh para peternak. Penggunaan feed additive jenis antibiotik sintetik ini
banyak memberikan pengaruh yang buruk pada produk yang dihasilkan oleh ternak.
Salah satunya adalah residu bahan – bahan kimia yang terkandung didalam
antibiotik sintetik ini ke dalam produk yang dihasilkan seperti telur dan daging.
Bahan – bahan kimia yang teresidu ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Tidak hanya memberikan imbuhan pakan, untuk meningkatkan produktivitas ternak
mereka para peternak unggas jenis ayam biasanya juga memberikan pakan yang
memiliki kadar lemak tinggi. Dengan pemberian pakan yang mengandung lemak
tinggi efisiensi pakan oleh ternak akan lebih tinggi namun produk yang
dihasilkan tidak aman untuk dikonsumsi. Karena memiliki kandungan kolestrol
yang tinggi. Bahan pangan yang mengandung kadar kolestrol tinggi tidak aman
untuk dikonsumsi karena dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi kesehatan
kita.
Bawang putih adalah salah satu jenis tanaman herbal yang selain digunakan
sebagai bumbu dalam masakan juga bisa digunakan sebagai obat. Kandungan senyawa
aktif yang terdiri atas allisin dan ajoene serta senyawa flavonoid dalam bawang
putih menjadikannya dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan di dalam tubuh.
Pemberian ekstrak bawang putih sebesar 4% pada ransum yang mengandung
Aflatoksin rendah (0,4 mg AFB/kg)
menunjukan adanya peningkatan produktivitas ayam dan produksi telur ayam.
Senyawa – senyawa aktif yang terkandung di dalam bawang putih diduga dapat
menggantikan fungsi dari antibiotik sintetik yang biasa diberikan kepada ayam.
Sehingga efek buruk dari penggunaan antibiotik sintetik ini bisa kita hindari,
kesehatan ternak terjaga dan produk yang dihasilkan oleh ternak juga aman untuk
dikonsumsi oleh masyarakat.
Bawang putih mempunyai kandungan yaitu saponin dan flavonoid,
disamping minyak atsiri yang
sama-sama berfungsi sebagai antibakteri. Saponin adalah senyawa aktif yang kuat
dan menimbulkan busa jika digosok dalam air sehingga bersifat seperti sabun dan
mempunyai kemampuan antibakterial.
Bawang putih mengandung minyak atsiri dengan unsur utama alliin. Alliin secara
enzimatis akan dipecah oleh enzim allinase menjadi senyawa berbau khas yaitu
allicin. Senyawa allicin dikenal mempunyai daya antibakterial yang kuat. Efek
antibakteri allicin bekerja dengan cara menghancurkan kelompok –SH, yaitu
kelompok Sulfhidril dan disulfida yang terikat pada protein dan merupakan enzim
penting untuk metabolisme sel bakteri serta merupakan gugus yang penting untuk
proliferasi bakteri atau sebagai stimulator spesifik untuk multiplikasi sel
bakteri. Dengan adanya allicin inilah maka pertumbuhan kuman dapat dihambat dan
proses selanjutnya mengakibatkan terjadinya kematian kuman (Mursito, 2003)
.
Pemberian bawang putih untuk ayam
broiler
Pemberian bawang putih untuk ayam broiler dapat memberikan
banyak keuntungan. Kandungan – kandungan senyawa aktif didalam umbi bawang
putih mampu menggantikan fungsi dari antibiotik sintetik didalam tubuh ayam
broiler dengan jauh lebih baik. Kandungan senyawa-senyawa aktif ini mampu
memperbaiki konversi ransum, meningkatkan kesehatan dan produktivitas ayam
broiler serta mampu mengurangi kadar lemak yang terkandung didalam daging ayam
broiler. Pemberian tepung bawang putih sebanyak 0,02% mampu merangsang
pertambahan bobot badan ayam broiler lebih cepat, dengan pencapaian konversi
pakan sebesar 1,81 dan diikuti dengan penurunan jumlah konsumsi pakan oleh ayam
broiler. Selain itu pemberian tepung bawang putih sebanyak 2,5% didalam ransum
mampu meningkatkan efisiensi pakan ayam broiler yang teinfeksi S.Typhimurium. Hal ini diduga
dipengaruhi oleh senyawa- senyawa aktif seperti allisin, selenium dan metilatil
trisulfida yang terkandung didalam umbi bawang putih. Allisin memiliki
sifat anti bakteri yang mampu membunuh bakteri – bakteri patogen. Sedangkan
selenium mampu bekerja sebagai anti oksidan dan metilatil trisulfisa berperan
dalam mencegah pengentalan darah. Sifat - sifat dari ketiga senyawa aktif ini
dapat mempengaruhi terjadinya proses metabolisme yang lebih baik, sehingga
proses penyerapan zat makanan dapat beralangsung lebih optimal, konsumsi ransum
lebih sedikit, yang menyebabkan angka konversi ransum lebih rendah dan
pencapaian bobot badan lebih cepat.
Hasil penelitian Hidajati (2005) memperlihatkan bahwa pemberian
bawang putih dengan dosis 2 - 3mg/ekor /hari mampu menurunkan kadar kolestrol
yang terkandung didalam daging serta meningkatkan persentase karkas ayam
broiler lebih baik jika dibandingkan dengan ayam broiler tanpa pemberian bawang
putih.
Pemberian
bawang putih untuk ayam petelur
Pada ayam petelur, pemberian ekstrak bawang putih dalam
ransumnya mampu memberikan efek yang cukup baik juga tidak jauh berbeda dengan
ayam broiler. Senyawa – senyawa aktif yang terkandung didalam umbi bawang putih
mampu menggantikan fungsi antibiotik
sintetik di dalam tubuh ayam petelur. Jika pada ayam broiler lebih terfokus
pada kualitas daging yang dihasilkan dan tingkat konsumsi ransum, maka pada
ayam petelur lebih terfokus pada kualitas dan tingkat produksi telur yang
dihasilkan.
Ayam petelur yang diberi suplementasi bawang putih sebesar 4%
dalam ransumnya secara nyata mampu menurunkan kolesterol telur yang dihasilkan.
Sedangkan untuk pemberian suplementasi bawang putih sebesar 2-6% dalam
ransumnya tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi ransum dan produksi telur
yang dihasilkan. Faktor yang memyebabkan penurunan kadar kolestrol telur ini
sama dengan faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar kolestrol pada
daging ayam broiler.
Sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryam et al
(2003), pemberian ektrak bawang putih sebanyak 4% pada ransum ayam petelur yang
diinfeksi aflaktosin 0,4 mg AFB 1/kg BH dapat meningkatkan bobot badan dan
produksi telur serta dapat mengurangi kadar residu aflaktosin pada telur yang
dihasilkan. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh jenis ayam yang digunkan
dalam penelitian ini. Untuk penelitian yang dilakukan oleh Sutama dan Lindawati
menggunakan ayam petelur yang sehata tanpa infeksi aflaktosin sedangkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Maryam et al menggunakan ayam petelur yang
diinfeksi dengan aflaktosin sehingga menyebabkan respon yang berbeda.
Pemberian
bawang putih untuk ayam sakit
Ayam yang sedang mengalami diare karena beberapa faktor seperti
cuaca dll, saya menyarankan memberi bawang putih agar kotoran tidak encer.
Dengan ayam mengkonsumsi bawang putih maka sistem pencernaan akan lancar. Dalam
suhu yang tidak stabil atau pergantian musim tentu ketahanan tubuh ayam juga berbeda-beda.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh akibat cuaca. Pemberian bawang putih dapat
menambah suhu tubuh. Allicin yang terkandung dalam bawang putih merupakan
senyawa anti jamur. Ini menyebabkan ayam menjadi tahan terhadap serangan
bakteri maupun virus. Bawang putih juga dapat menyembuhkan flu pada ayam, memperbaiki
atau mengobati bagian tubuh ayam yang luka, mengobati radang. Meredakan nyeri Menyembuhkan
korep.
Demikian semoga bermanfaat.
.
Salam Agro
Silahkan bagi pengalaman
anda atau mengajukan pertayaan dengan komen di bawah