Saturday, October 31, 2020

Antisipasi TETELO Menjelang Musim Penghujan

Tetelo atau Newcaste Desiase (ND) merupakan penyakit yang disebabkan oleh galur vireulen dari Avian Paramixo virus tipe 1 (APMV-1). Di Indonesia penyakit ini sering menyerng unggas tanpa mengenal musim, sehingga peternak harus memperketat managemen bioscurity serta program vaksinasi yang tepat. Penyakit ini selalu menjadi perhatian penting dalam industri perungasan karena memiliki sifat menular yang sanyat cepat serta dapat menjangkit di segala usia. 

Di beberapa negara penyakit ini menjadi ancaman serius pada industri peternakan ayam. Akan tetapi dari tahun ke tahun kasus penyakit ini cenderung menurun di indonesia. Namun yang menjadi permasalahan adalah gejala awal seperti bersin atau diare ringan susah terdeteksi. Pada ayam petelur (layer) dan pejantan  masih sering terjadi. Kasus yang ditemukan selama setahun belakangan ini masih ditemukan genotive VIItipe Hdan I. Pada tahun 2019 kasus ND masih terjadi sekitar 27%. Dengan kata lain kasus ND merupakan kasus yang paling banyak terjadi.

Penyakit ND menjangkit tidak mengenal musim. Namun demikian intensitas terjadinya kasus ND ini akan sering meningkat pada musim pancaroba. Pada musim pancaroba antara bulan Januari-April kasus ini meningkat pada industri ayam broiler. Sedangkan pada ayam layer kasus ND biasanya meningkat pada bulan Desember- Februari. Biasanya kasus ini meningkat dikarenakan virus lebih berahan lama pada suhu lingkungan 22-28 'C selama 2 bulan. 

Penyebab, dan gejala ND

Penyakit ND disebabkan oleh virus dari golongan Paramyxovirus, termasuk dalam ssRNA yang berukuran 150250 milimikron, termasuk dalama genus Avulavirus, family Paramyxoviriade dan ordo Mononegavirales. Kasus ND umumnya terjadi akibat perubahan lingkungan seperti kenaikan jumlah populasi yang tidak kebal, perubahan iklim yang menyebabkan stres, perubahan musim (pancaroba), makanan serta tatalaksana pemeliharaan yang kurang baik. Faktor lain terjadinya penyakit ND ialah kegagalan sanitasi dan vaksinasi yang tidak optimal. 

Gejala ND yang terjadi pada broiler dan layer di bawah umur 10 minggu akan mengalami ngorok setelah itu kotoran berwarna hijau. Terdapat pendaharan di trakea, proventrikulus akan  mengalami pendarahan, sistem pertahanan didalam pencernaan akan reaktif. Setelah itu akan mucul tortikolis, dan biasanya yang terkena tortikolis kekebalan tubuhnya  rendah dan sedang. ayam yang terkena ND, biasanya di lapangan nafsu makan akan menurun, serta kedinginan dan bertumpuk. Selain itu, bulu di bagian leher dan di bawah jengger kelihatan berdiri, serta gejala klinis lain seperti pembengkakan dan hemoragi pada area mata. 

Kasus penyakit ND pada layer dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap produksi telur, produksi akan menurun drastis, dan bisa berhenti total. Penurunan produksi telur dapat disebabkan oleh kerusakan organ yang disebabkan ND ganas bentuk pencernaan. Biasanya perubahan yang terjadi pada layer saat terjangkit ND di dua hari sebelum ada kematian, ayam berumur 2-3 minggu akan mengalami ngorok, setelah itu akan mengalami kematian yang tinggi. Sedangkan di usia produksi, ayam mengalami ngorok, feed intake juga mengalami penurunan karena nafsu makan berkurang sehingga terjadi penurunan kekebalan, mengalami inflamasi, dan setelah itu produksi menurun.


Friday, October 30, 2020

Kenali Ayam Petelur Jenis Hy-Line

Hy-Line adalah jenis ayam petelur dengan  telur coklat paling seimbang . produktifitas yang bagus dikombinasikan dengan efisiensi pakan yang sedikit, kualitas telur yang baik dan daya hidup yang sangat baik memberikan Hy-Line Brown keseimbangan sempurna, yang berarti lebih banyak keuntungan bagi produsen telur untuk memilih ayam jenis ini. Untuk lebih mengetahui tentang ayam jenis Hyline simak selengkapnya dibawah ini. . .

Ciri Fisik

“High Line" memiliki otot-otot yang sedang berkembang: leher berukuran sedang dan punggung serta sayap agak lebar, kuat. Pinggul dan tungkai berkembang sedang. Kepala kecil memahkotai tubuh dengan jenger berwarna merah yang indah dan mata coklat. Paruh dan cakar dengan warna yang sama - kuning muda, terkadang - abu-abu terang.

Poduktifitas

Ayam hyline memiliki masa periode growing selama 13 minggu dengan daya hidup 98%, kemudian proses ini melambat hingga dewasa penuh pada usia 18 minggu . Pada usia 6 bulan, ayam memasuki fase produktif. Ayam hyline  brown dapat menghasilkan lebih dari 467 telur coklat dengan masa laying selama 80 sampai 100 minggu, mencapai puncak dengan baik dan mulai bertelur lebih awal dengan ukuran telur yang optimal. Hy-line memiliki rata-rata berat telur 65,6 kg, dengan total telur 22,8 kg selama periode produksi.

Bobot Ayam

Ayam Hyline memiliki berat badan yang  kecil sekitar 1,5-1,8 kg. Pada ayam jantan memiliki bobot 200-300 g lebih berat. Sebagai aturan, keterlambatan perkembangan tidak diamati. Jika ini benar-benar terjadi, maka alasannya mungkin karena pemberian makanan yang tidak benar.

Konsumsi Pakan

Ayam jenis Hyline mulai DOC hingga 13 minggu diberi makan dengan pakan seimbang, karena ini adalah masa pertumbuhan yang aktif, yaitu ketika tubuh ayam perlu mendapatkan zat-zat bermanfaat yang maksimal. Pemberian pakan secara maksimal da terkorol sangat diperlukan pada fase ini karena akan mempengaruhi pertumbuhan ayam. Pada fase ini kebutuhan pakan rata-rata 115 gram per ekor per hari.

Pada ayam dewasa konsumsi pakan sekitar 100 g pakan per hari. Rekomendasi pemberian makanan adalah standar: makanan kering dan sayuran. Ayam Hyline tidak mengurangi produktivitas mereka sepanjang tahun, sehingga pembagian makanan untuk musim yang berbeda tidak diperlukan.

Keungulan dan Kelemahan

Keuntungan dari ayam jenis Hyline ini lebih dari mengesankan:

  • produktifitas tinggi
  • tingkat kelangsungan hidup yang tinggi
  • karakter yang tenang
  • adaptasi mudah ke lingkungan baru

Terlepas dari semua keunggulan di atas ayam jenis ini, ayam ini memiliki satu kelemahan utama - periode produktivitas yang agak singkat, hanya sekitar satu setengah tahun. Setelah itu, ada penurunan tajam dalam produktifitasnya. Oleh karena itu, pada masa 18 minggu penggantian ternak harus sudah dipersiapkan.


Salam satu kandang . . .


 

Thursday, October 29, 2020

Pakan Ayam Agar Ayam Cepat Bertelur

 


Halo sobat agro. . .

Telur merupakan makanan pemenuh kebutuhan gizi masyarakat dalam konsumsi sehari-hari. Selain mudah didapat, kandungan gizi yang terdapat pada telur juga cukup tinggi terutama proteinya. Untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari, telur ayam masih menjadi primadona bagi masyarakat. Keberadaan telur ayam ini tidak terlepas dari adanya ayam petelur. Ayam petelur berperan menghasilkan telur ayam yang menjadi konsumsi mayarakat sehari-hari.



Untuk meningkatkan produktifitas telur ayam pemenuhan nutrisi pada ayam sangat diperlukan. Nutrisi yang dikonsumsi oleh ayam menjadi faktor pokok yang menentukan hasil produksi telur. Kandungan pakan yang lengkap serta mengandung mineral yang tinggi bisa meningkatkan produksi telur.  Sumber energi, protein, dan mineral menjadi unsur pokok yang harus tersedia pada pakan ayam petelur.

Pemberian pakan pada ayam harus sesuai dengan kebutuhan pada ayam agar pertumbuhan dapat seimbang dengan usia ayam tersebut. Pemberian pakan pada masa ayam sudah memproduksi telur perlu perhatian lebih sehingga hasil telur yang diproduksi ayam dapat lebih berkualitas. Untuk menghasilkan telur yang memiliki ukuran yang besar, memiliki bentuk yang sempurna serta cangkang telur yang bagus, diperlukan pakan yang mengandung nutrisi yang baik dan dapat diserap oleh ayam secara maksimal. Berikut ini adalah jenis-jenis pakan ayam petelur yang berkualitas:

Bahan pakan sumber energi

Sumber bahan pakan energi ini sangat baik diberikan pada ayam, khususnya ayam petelur. Gizi yang terkandung dalam bahan pakan ini sangat menunjang produktifitas telur menjadi lebih baik dan energi pada ayam serta stamina dapat tercukupi dengan seimbang. Contoh makanan

Jagung

Jagung merupakan sumber energi utama bagi ternak unggas khususnya ayam petelur. Kualitas jagung lokal sangat bervariasi, ini tergantung pada daerah pemanenannya. Pemberian jagung yang biasa digunakan untuk ayam adalah jagung kuning. Kandungan karbohidrat jagung kuning dapat mencukupi kebutuhan energi ayam petelur. Penggunaan jagung untuk pakan ayam petelur tidak perlu dibatasi karena pada jagung kuning tidak mengandung senyawa antinutrisi yang membahayakan bagi hewan ternak khususnya ayam petelur.

Dedak padi

Dedak padi  dapat digunakan sebagai makanan sumber energi bagi ayam petelur. Penggunaan dedak padi darus dibatasi sekitar 20% saja, karena dedak padi memiliki serat yang kasar. Pemberian dedak padi dapat digunakan sebagai campuran. Dedak padi juga sangat bermanfaat bagi ayam petelur hanya saja dedak padi bersifat mudah bau dan kandungan asam fitatnya yang tinggi. Kandungan tersebut dapat mengganggu penyerapan mineral fosfor yang sangat penting bagi pertumbuhan telur.

Pollard

Pollard adalah limbah dari proses penggilingan gandum. Di Indonesia penggunaan pollard masih jarang digunakan oleh para peternak ayam petelur karna ketersediaan bahanya tidak banyak. Sama seperti halnya dedak padi pollard memiliki serat yang kasar sehingga penggunaanya harus dibatasi.

Onggok

Onggok juga merupakan limbah yang sudah tidak terpakai yang berasal dari bahan pangan pembuatan tepung tapioka. Jenis pakan ini dapat menjadi sumber energi yang murah dan mudah untuk didapatkan disekitar rumah. Dalam pemberiannya onggok tersebut kepada ayam harus dibatasi karen onggok masih mengandung asam sianida (HCN) dan pemberiannya hanya dibatasi dengan takaran 5 %.

Minyak kelapa sawit

Minyak kelapa sawit mengandung energi CPO sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi ayam petelur. Tetapi dalam pemakaiannya harus dibatasi maksimal 5% 

Bahan sumber protein

Pemberian pakan sumber protein berasal dari tanaman maupun hewan yang mengandung sumber protein yang relatif tinggi. Kandungan protein ini sangat dibutuhkan oleh ayam khususnya ayam petelur guna merangsang produktifitas telur menjadi lebih cepat bertelur. Bahan pakan sumber energi ini terdiri dari bungkil kedelai, tepung ikan, meat bone meal (MBM), corn gluten meal (CGM), bungkil kacang tanah, tepung bulu dan tepung bekicot. Adapun jenis – jenis pakan yang terdapat didalammnya adalah sebagai berikut :

Bungkil kedelai

Bungkil kedelai biasanya dapat diperoleh dari pabrik pengolah kedelai seperti pabrik tahu dll. Pakan ini mengandung protein nabati yang bagus untuk meningkatkan produktifitas telur ayam. Pakan ini memiliki sumber protein utama pada ternak ayam petelur. Tetapi dalam pemberian bungkil kedelai pada ayam petelur harus dibatasi sekitar 20 – 25 %, karena kandungan tripsin inhibitor dapat menganggu penyerapan asam amino tripsin pada ayam.

Tepung ikan

Tepung ikan memiliki kandungan protein yang sangat tinggi berkisar 40 – 65%. Kandungan dalam tepung ikan sangat bagus digunakan sebagai asupan protein bagi ayam petelur. Penggunaan tepung ikan sebagai  pakan ayam petelur tidak terlalu banyak. Sebaiknya dalam memberikan pakan berupa campuran yang dicampur dengan tepung ikan diberikan sekitar 7 – 10 %.

Tepung daging dan tulang

Tepung daging dan tulang atau MBM (Meat Bound Meal) merupakan limbah daging dan tulang yang tidak terpakai. Kandungan protein dalam MBM ini cukup tinggi. Penggunaan MBM sebagai pakan disarankan hanya sekitar 5-10% sudah mencukupi untuk asupan protein ayam petelur

Tepung bekicot

Kandungan sumber protein yang ada pada bekicot sangat baik untuk keberlangsungan pertumbuhan pada hewan ternak unggas. Kandungan protein didalamnnya tinggi dan kaya akan mineral kalsium dan fosfor. Penggunaannya dalam ransum ayam petelur hanya dibatasi sekitar 10 % saja.

Bahan sumber mineral

Mineral yang terkandung dalam bahan pakan pada ayam petelur sangat diperlukan dalam proses pembentukan cangkang telur terutama kandungan fosfor (P) dan kalsium (Ca). Beberapa bahan yang biasanya digunakan sebagai sumber mineral, antara lain kapur (CaCO3), Dicalcium phospat(DCP) dan limestone. Penggunaan bahan tesebut untuk sumber mineral ayam petelur dibatasi mencapai 3 – 4 %.

Bahan pakan tambahan

Bahan pakan tersebut merupakan bahan yang sering diberikan dan ditambahkan kepada ayam petelur untuk memenuhi kebutuhan mikro nutrien atau sebagai antibakteri dan pemacu pertumbuhan . Jenis bahan aditif ini terdiri dari vitamin mix, meneral mix, premix, dan antibiotik, penggunaan bahan aditif dalam ransum dibatasi hanya 0,5 – 1% saja.

 

Wednesday, October 21, 2020

5 Penyakit Viral yang Sering Menyerang Broiler. Peternak Ayam Harus Tahu. . .

 Halo sahabat agro. . . .

Kali ini mimin mau berbagi info nih mengenai 5 penyakit yang sering menyerang Broiler sehingga produktifitasnya anjlok. Perkembangan penyakit yang menyerang ayam broiler atau ayam pedaging selama beberapa tahun terkhir mengalami pola dan jenis yang makin lama makin berfariasi. Pergantian cuaca yang ekstrim yang sering terjadi pada tahun tahun belakangan ini menjadi faktor penyebab dari berbagai jenis penyakit yang menyerang ayam broiler. Dilihat dari penyebabnya penyakit yang menyerang ayam broiler ini dapat dikelompokan seperti peyakit viral, penyakit bakterial dan lain lain

Penyakit viral adalah penyakit yang ditimbulkan oleh virus bukan yang viral di media sosial lho ya. . . 

Penyakit apa saja yang tergolong dalam penyakit viral pada ayam broiler? Apa penyebabnya? Tanpa basa basi lagi ini 5 penyakit viral yang sering menyerang ayam broiler

1. Penyakit Gumboro atau IBD

Penyakit gumboro atau disebut juga Infectious Bursal Disease (IBD), disebabkan oleh kelompok virus RNA rantai ganda dari familias birnavirideae. Penyakit gumboro biasanya menyerang ayam berumur 3-6 minggu, target utamanya adalah sel limfoid bursa fabricus yaitu organ kekebalan tubuh.







Gejala klinis yang sering muncul ketika ayam terserang Gumboro adalah diare putih, bulu kusam, gemetaran, nafsu makan menurun, dan ayam lesu. Tingkat kematian oleh penyakit ini pada ayam broiler cukup bervariasi antara 20%-30%.

2. Penyakit IBH

Penyakit Inclusion Body Hepatitis (IBH) merupakan penyakit akut yang menyerang ayam muda, penyakit ini ditandai dengan adanya anemia, sayap terkulai, jengger pucat. Di Indonesia, penyakit ini tergolong baru, kasus penyakit IBH baru ditemukan pada tahun 2018. Penyakit ini serig terjadi pada ayam yang berumur kurang dari 6 minggu dan biasanya berujung pada kematian. Ayam yang terkena penyakit IBH terkadang tidak menunjukan gejala klinis sebelum kematian sehingga susah untuk dideteksi dini.

Penyakit IBH disebabkan oleh virus Avia Adenovirus yang menyerang organ hati ayam. Penyakit IBH merupakan penyakit menular yang ditandai dengan anemia dan hepatitis disertai dengan inklusi didalam sel hati. Tingkat kematian dari penyakit ini dapat mencapai 40%.

 3. Penyakit ND

Penyakit Newcastel Disease (ND) termasuk 3 besar penyakit viral yang kerap menyerang ayam broiler dan dapat menyerang semua umur ayam. Penyakit Newcastel Disease atau dikenal dengan penyakit tetelo bukan merupakan penyakit yang asing di kalangan peternak unggas Indonesia. Indonesia merupakan daerah endemis dan mempunyai sejarah yang sangat dekat dengan penyakit ini.

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang tergolong paramyxovirus, termasuk virus ss-RNA yang berukuran 150-250 milimikron, dengan bentuk bervariasi tetapi umumnya berbentuk spherik.  Penyakit Newcastel Disease merupakan penyakit menular akut yang menyerang ayam dengan gejala klinis berupa gangguan pernafasan, pencernaan dan syaraf disertai mortalitas yang tinggi. Angka kematian pada kasus penyakit ini dari 80% hingga 100%.

4. Penyakit Avian Influenza (AI)

Penyakit Avian Influenza (AI) atau dikenal sebagai flu burung merupakan penyakit viral yang menyerang sistem pernapasan, pencernaan, reproduksi dan saraf pada sebagian spesies unggas termasuk ayam broiler. Pada ayam broiler, dominasi serangan virus ini terjadi pada umur diatas 2 minggu.  Penyakit ini sangat merugikan bagi para peternak karena tingkat infeksi dan kematian yang tinggi.



Virus Avian Influenza merupakan virus RNA yang bersegmen dan memiliki amplo, serta termasuk dalam famili orthomyxoviridae. Virus Avian Influenza yang bersirkulasi di Indonesia berupa subtipe H5n1 yang berlangsung di Indonesia selama 10 tahun. Hingga saat ini penyakit Avian Influenza masih tersebar dan teridentifikasi di beberapa daerah. 

5. Penyakit RSS

Penyakit Runting and Stunting Sindrome (RSS) menempati posisi ke 5 penyakit viral pada ayam broiler. RSS atau sering dikenal dengan penyakit kerdil ini sampai sekarang belum diketahui secara pasti, namun beberapa virus diketahui telah ditemukan pada ayam yang mengalami kasus ini. Salah satu virus penyebab kekerdilan yang sering ditemukan adalah Reovirus. Reovirus akan menginfeksi vili-vili sel epitel usus halus yang menyebabkan gangguan fungsi usus seperti gangguan pencernaan dan penyerapan lemak, sehingga target berat badan ayam tidak tercapai.



Anak ayam yang terserang penyakit ini menunjukan penurunan laju pertumbuhan yang nyata pada umur brooding yaitu 5-7 hari. Kelainan bulu tampak pada ayam yang sakit, termasuk patahnya tungkai bulu sayap primer menyerupai helikopter atau disebut Helicopter Desiese.

 

Itulah 5 penyakit viral yang sering menyerang ayam broiler.

Buat sobat Argo yang punya pengalaman mengenai ternak yang terserang penyakit, ayau mau tanya-tanya sambik diskusi, bisa corat coret di kolom komentar ya . . .

 

Salam Argo. . .

Tuesday, October 20, 2020

Herbal Ampuh Untuk Ayam yang Mudah dan Murah, Sudah Ada di Rumah. . . .

 

Halo sahabat Agro semua, berikut kami share info ternak khususnya unggas. Di musim penghujan biasanya berbagai penyakit unggas banyak menyerang. Sebagian peternak ayam, baik broiler ataupun petelur, mungkin terbiasa menggunakan obat2an kimia yang banyak tersedia di pasaran. Padahal obat ampuh untuk beberapa penyakit unggas ada di sekitar kita. Tinggal geprek di dapur....


Berikut penjelasan selengkapnya..




Sebagai pakan tambahan atau feed additive. Biasa digunakan didalam campuran pakan ternak. Penggunaan feed additive dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas, kesehatan dan keadaan gizi ternak. Beberapa jenis Feed additive yang biasa digunakan para peternak ayam khususnya ayam petelur dan pedaging adalah antibiotika sintetik, enzim, probiotik, asam organik, flavor dan antioksidan. Antibiotika sintetik adalah jenis feed additive yang paling banyak digunakan oleh para peternak. Penggunaan feed additive jenis antibiotik sintetik ini banyak memberikan pengaruh yang buruk pada produk yang dihasilkan oleh ternak. Salah satunya adalah residu bahan – bahan kimia yang terkandung didalam antibiotik sintetik ini ke dalam produk yang dihasilkan seperti telur dan daging. Bahan – bahan kimia yang teresidu ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Tidak hanya memberikan imbuhan pakan, untuk meningkatkan produktivitas ternak mereka para peternak unggas jenis ayam biasanya juga memberikan pakan yang memiliki kadar lemak tinggi. Dengan pemberian pakan yang mengandung lemak tinggi efisiensi pakan oleh ternak akan lebih tinggi namun produk yang dihasilkan tidak aman untuk dikonsumsi. Karena memiliki kandungan kolestrol yang tinggi. Bahan pangan yang mengandung kadar kolestrol tinggi tidak aman untuk dikonsumsi karena dapat mengakibatkan dampak yang buruk bagi kesehatan kita.

Bawang putih adalah salah satu jenis tanaman herbal yang selain digunakan sebagai bumbu dalam masakan juga bisa digunakan sebagai obat. Kandungan senyawa aktif yang terdiri atas allisin dan ajoene serta senyawa flavonoid dalam bawang putih menjadikannya dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan di dalam tubuh. Pemberian ekstrak bawang putih sebesar 4% pada ransum yang mengandung Aflatoksin rendah (0,4 mg AFB/kg) menunjukan adanya peningkatan produktivitas ayam dan produksi telur ayam. Senyawa – senyawa aktif yang terkandung di dalam bawang putih diduga dapat menggantikan fungsi dari antibiotik sintetik yang biasa diberikan kepada ayam. Sehingga efek buruk dari penggunaan antibiotik sintetik ini bisa kita hindari, kesehatan ternak terjaga dan produk yang dihasilkan oleh ternak juga aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Bawang putih mempunyai kandungan yaitu saponin dan flavonoid, disamping minyak atsiri yang sama-sama berfungsi sebagai antibakteri. Saponin adalah senyawa aktif yang kuat dan menimbulkan busa jika digosok dalam air sehingga bersifat seperti sabun dan mempunyai kemampuan antibakterial.


Bawang putih mengandung minyak atsiri dengan unsur utama alliin. Alliin secara enzimatis akan dipecah oleh enzim allinase menjadi senyawa berbau khas yaitu allicin. Senyawa allicin dikenal mempunyai daya antibakterial yang kuat. Efek antibakteri allicin bekerja dengan cara menghancurkan kelompok –SH, yaitu kelompok Sulfhidril dan disulfida yang terikat pada protein dan merupakan enzim penting untuk metabolisme sel bakteri serta merupakan gugus yang penting untuk proliferasi bakteri atau sebagai stimulator spesifik untuk multiplikasi sel bakteri. Dengan adanya allicin inilah maka pertumbuhan kuman dapat dihambat dan proses selanjutnya mengakibatkan terjadinya kematian kuman (Mursito, 2003)
.
Pemberian bawang putih untuk ayam broiler

Pemberian bawang putih untuk ayam broiler dapat memberikan banyak keuntungan. Kandungan – kandungan senyawa aktif didalam umbi bawang putih mampu menggantikan fungsi dari antibiotik sintetik didalam tubuh ayam broiler dengan jauh lebih baik. Kandungan senyawa-senyawa aktif ini mampu memperbaiki konversi ransum, meningkatkan kesehatan dan produktivitas ayam broiler serta mampu mengurangi kadar lemak yang terkandung didalam daging ayam broiler. Pemberian tepung bawang putih sebanyak 0,02% mampu merangsang pertambahan bobot badan ayam broiler lebih cepat, dengan pencapaian konversi pakan sebesar 1,81 dan diikuti dengan penurunan jumlah konsumsi pakan oleh ayam broiler. Selain itu pemberian tepung bawang putih sebanyak 2,5% didalam ransum mampu meningkatkan efisiensi pakan ayam broiler yang teinfeksi S.Typhimurium. Hal ini diduga dipengaruhi oleh senyawa- senyawa aktif seperti allisin, selenium dan metilatil trisulfida yang terkandung didalam umbi bawang putih. Allisin memiliki sifat anti bakteri yang mampu membunuh bakteri – bakteri patogen. Sedangkan selenium mampu bekerja sebagai anti oksidan dan metilatil trisulfisa berperan dalam mencegah pengentalan darah. Sifat - sifat dari ketiga senyawa aktif ini dapat mempengaruhi terjadinya proses metabolisme yang lebih baik, sehingga proses penyerapan zat makanan dapat beralangsung lebih optimal, konsumsi ransum lebih sedikit, yang menyebabkan angka konversi ransum lebih rendah dan pencapaian bobot badan lebih cepat.

 

Hasil penelitian Hidajati (2005) memperlihatkan bahwa pemberian bawang putih dengan dosis 2 - 3mg/ekor /hari mampu menurunkan kadar kolestrol yang terkandung didalam daging serta meningkatkan persentase karkas ayam broiler lebih baik jika dibandingkan dengan ayam broiler tanpa pemberian bawang putih.

 

Pemberian bawang putih untuk ayam petelur

Pada ayam petelur, pemberian ekstrak bawang putih dalam ransumnya mampu memberikan efek yang cukup baik juga tidak jauh berbeda dengan ayam broiler. Senyawa – senyawa aktif yang terkandung didalam umbi bawang putih mampu menggantikan fungsi antibiotik sintetik di dalam tubuh ayam petelur. Jika pada ayam broiler lebih terfokus pada kualitas daging yang dihasilkan dan tingkat konsumsi ransum, maka pada ayam petelur lebih terfokus pada kualitas dan tingkat produksi telur yang dihasilkan.

Ayam petelur yang diberi suplementasi bawang putih sebesar 4% dalam ransumnya secara nyata mampu menurunkan kolesterol telur yang dihasilkan. Sedangkan untuk pemberian suplementasi bawang putih sebesar 2-6% dalam ransumnya tidak memberikan pengaruh terhadap konsumsi ransum dan produksi telur yang dihasilkan. Faktor yang memyebabkan penurunan kadar kolestrol telur ini sama dengan faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan kadar kolestrol pada daging ayam broiler.

Sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryam et al (2003), pemberian ektrak bawang putih sebanyak 4% pada ransum ayam petelur yang diinfeksi aflaktosin 0,4 mg AFB 1/kg BH dapat meningkatkan bobot badan dan produksi telur serta dapat mengurangi kadar residu aflaktosin pada telur yang dihasilkan. Perbedaan ini mungkin disebabkan oleh jenis ayam yang digunkan dalam penelitian ini. Untuk penelitian yang dilakukan oleh Sutama dan Lindawati menggunakan ayam petelur yang sehata tanpa infeksi aflaktosin sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Maryam et al menggunakan ayam petelur yang diinfeksi dengan aflaktosin sehingga menyebabkan respon yang berbeda.

Pemberian bawang putih untuk ayam sakit

Ayam yang sedang mengalami diare karena beberapa faktor seperti cuaca dll, saya menyarankan memberi bawang putih agar kotoran tidak encer. Dengan ayam mengkonsumsi bawang putih maka sistem pencernaan akan lancar. Dalam suhu yang tidak stabil atau pergantian musim tentu ketahanan tubuh ayam juga berbeda-beda. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh akibat cuaca. Pemberian bawang putih dapat menambah suhu tubuh. Allicin yang terkandung dalam bawang putih merupakan senyawa anti jamur. Ini menyebabkan ayam menjadi tahan terhadap serangan bakteri maupun virus. Bawang putih juga dapat menyembuhkan flu pada ayam, memperbaiki atau mengobati bagian tubuh ayam yang luka, mengobati radang. Meredakan nyeri Menyembuhkan korep.

Demikian semoga bermanfaat.
.
Salam Agro

Silahkan bagi pengalaman anda atau mengajukan pertayaan dengan komen di bawah

 

Antisipasi TETELO Menjelang Musim Penghujan

Tetelo atau Newcaste Desiase (ND) merupakan penyakit yang disebabkan oleh galur vireulen dari Avian Paramixo virus tipe 1 (APMV-1). Di Indon...